Tantangan dari tahun ke tahun, tentunya semakin meningkat. Layaknya seorang anak yang telah naik kelas, ujian yang dihadapinya pun akan berbeda dengan kelas sebelumnya. Merasakan hidup di era informasi yang begitu serba cepat diakses, menjadikan tantangan tersendiri bagi kita. Bukan waktunya lagi bersantai ria dan mengadopsi prinsip "muda foya-foya, tua kaya raya". Karena prinspi tersebut adalah prinsip sesat yang membuat kita terlena hingga melupakan apa yang sesungguhnya harus dipersiapkan untuk bekal kita dihari tua nanti.
Tidak sedikit dari teman-teman saya mengeluh karena sulitnya mendapat pekerjaan. Ada yang merasakan begitu sulit dan harus kesana-kemari membawa alamat (kantor) yang dilamar. Untungnya alamatnya bukan alamat palsu. Hehe. Namun ada yang dengan mudah diterima kerja, tapi tidak kerasan karena pekerjaannya tidak sesuai passionnya. Saking sulitnya mendapatkan pekerjaan ada sebagian yang membangun usaha sendiri (wirausaha) dan sebagiannya lagi mengambil studi S2. Tujuannya beragam, agar lebih mudah diterima perusahaan nantinya, atau biar digaji lebih oleh perusahaan dengan gelar S2 nya nanti. It's OK.
Di lingkungan kita, bisa kita lihat kalau ijazah bisa menentukan standar gaji seorang karyawan. Tak peduli mereka berpngalaman atau kompeten sekalipun jika ijazah yang dimilikinya hanya sekedar ijazah SMA. Memang tidak semua perusahaan dan instansi seperti itu. Saking prioritasnya ijazah, sampai-sampai ada yang rela mengeluarkan kocek jutaan hanya untuk membeli ijazah hanya untuk penyetaraan gaji. Jika Anda diposisi mereka apa yang akan Anda lakukan? Mungkin alasan dari mereka karena waktu yang tidak banyak atau malas untuk mengikuti jam perkuliahan, sedangkan gaji ingin secepatnya setara dengan tingkat pendidikannya. Sehingga jalan pintas tersebut pun jadi pilihannya.
Bayangkan, untuk kuliah kita perlu waktu 4 tahun untuk menyelesaikannya. Sedangkan dengan membeli gelar dan ijazah tersebut, kita hanya butuh waktu kurang dari satu tahun. Di tempat teman saya bahkan, seorang penjaga warnet dan rental komputer yang hanya lulusan SMA, justru sering mengerjakan skripsi dan tesis. Bayangkan, dia sudah hafal betul sistematika skripsi dan tesis walau hanya lulusan SMA. Jadi sebenarnya siapa yang sarjana? :D
Mengejar sesuatu hanya karena materi tidak akan pernah ada puasnya. Seperti halnya kita meminum air laut. Ijazah bukan segalanya. Yang lebih utama justru kompetensi kita. Karena semakin kita berpengalaman dan berskill, kita akan semakin diperhitungkan. Ingat, segala sesuatu yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Dan hal yang paling melakukan adalah, saat nilai kita cumlaude, tapi tidak bisa membuktikannya dan mempertanggungjawabkannya di pekerjaan kita nanti. Percuma cumlaude, kalau hasil nembak :D Sukses itu tidak ada yang instan dan kebetulan. Karena semuanya butuh proses dan persiapan.
So, jadilah pribadi pembelajar!
0 comments:
Post a Comment