BELAJAR
MENGHARGAI DARI SEPIRING LAUK
Sebagai anak yang jarang makan dan pilih-pilih makanan, tak
membuat Ibu mengeluh dalam menyiapkan makanan. Ibu selalu tahu makanan yang Aku
sukai dan yang tidak. Meski pernah suatu hari Ibu bilang “Ibu gak masalah kamu
gak suka jagung, ikan air tawar, atau daun singkong. Tapi makanlah sedikit biar
gak sakit”. “Tuh lihat si Aji, makan apapun bisa, makan tumis pepaya pun mau,
makanya tubuhnya gede”.Imbuhnya. Sejak kecil Aku termasuk anak yang susah
sekali untuk makan, terlebih nasi. Tak bisa banyak melahapnya.
Masakan Ibu memang paling enak. Juara deh. Apalagi perkedel
kentang buatannya, sudah jadi menu favoritku. Tak heran kalau setiap masak itu,
Aku selalu minta porsi yang lebih banyak. “Kamu itu coba deh belajar menyukai
makanan apa aja. Kayak Bapakmu tuh. Gimana nanti kalau kamu nikah”. Bapak
memang sering menjadi penyapu bersih meja makan. Dimana ada sisa makanan yang
tidak habis, selalu disapu bersih olehnya.
“Hari ini pulang jam berapa kak?”. Suara Ibu menanyakan pulang
dari balik telepon. “Kira-kira magrib baru bisa pulang. Kenapa Bu?”. Basa basi
sambil bertanya. “Nggak, mau makan apa? Mau dimasakkin nih” Tanya ibu. “Apa
saja bu. Asal jangan ikan”. Jam pulang kuliah sudah menyambut dan tepat adzan maghrib
Aku sudah sampai rumah. Dengan membawa rasa lelah karena tugas yang menggunung
Aku langsung menuju kamar. Rasa lapar yang tadi sempat mampir, langsung hilang
dikalahkan lelah. Selesai mandi, Ibu memanggil “Kak, sini makan dulu.
Ini adekmu sudah capek-capek masakin loh” pinta Ibu. Aku menuju ke meja makan.
Melihat menu masakan sunda komplit yang tersaji. Dari mulai ayam goreng, goreng
tahu, tempe, sayur asem lengkap dengan lalapan dan sambal terasi. “Ayolah
makan, hargai masakan adekmu. Lagian masakannya juga kan gak ada yang kamu
benci. Dia sengaja masak buatmu loh”. Hari itu adekku yang masak. Seketika Aku
termenung. Benar juga kata Ibu. Kasian adekku yang sudah capek-capek masak
kalau tidak dimakan. Hari itu Aku belajar tentang menghargai dari sepiring lauk
yang disajikan di tempat makan.
Kita kadang lupa ingin selalu dihargai dan
dipedulikan. Tapi kita sendiri lupa cara menghargai dan mempedulikan
orang-orang sekitar kita.
0 comments:
Post a Comment