Kegagalan dan keberhasilan pasti akan kita temui. Ada yang sering menemui kegagalan, sebaliknya ada yang sering menemui keberhasilan. Bukan berarti mereka yang selalu menemui keberhasilan belum pernah atau bahkan tidak pernah menemui kegagalan. Saat kita menemui kegagalan, seringkali kita bertanya-tanya pada diri kita "kenapa kita gagal" atau "kenapa bisa gagal".
Sadar atau tidak, kata "kenapa" sebenarnya hanya akan memfokuskan kita pada masalah, bukan pada solusi. Jika kita terus terusan bertanya "kenapa" dan "kenapa", maka jawaban yang akan muncul biasanya adalah alasan. Konon, sebagian alasan berisi kebohongan dan dibuat-buat. Misal, "kenapa kita telat?", "kenapa bisa gagal?", "kenapa saya tidak sukses?", "kenapa saya tidak kaya?" dan lain-lain. Saat kita bertanya pada diri sendiri "Kenapa saya tidak sukses? Padahal orang lain sukses". Tentu jawaban yang kita keluarkan biasanya kebanyakan alasannya. Mulai dari menyalahkan diri, guru/mentor, keadaan, hingga menyalahkan orang lain.
So, daripada terus menerus bertanya "kenapa", lebih baik ubah kata "kenapa" itu menjadi "bagaimana". Kalau pertanyaan diatas tadi diubah menjadi "Bagaimana caranya agar saya sukses?", "Bagaimana agar saya tidak telat masuk kerja?", "Bagaimana caranya agar saya bisa kaya?", dan lain-lain, tentu berbeda bukan? Dan suasana hati pun akan terasa berbeda. Karena kata "bagaimana" tersebut membuat kita fokus mencari solusi.
Mulai sekarang, ubahlah pertanyaan "kenapa" tadi menjadi "bagaimana". Dan rasakan perbedaannya. Karena jika kita bukan bagian dari solusi, kita adalah bagian dari masalah.
0 comments:
Post a Comment