Hidup itu sebentar. Bentar panas, bentar hujan, bentar lagi pemilu. Waktu memang berputar cepat. Saking cepatnya kita tidak merasa pergantiannya. Tapi itulah hidup. Padahal, perasaan baru seminggu kemarin musim hujan, sekarang sudah masuk musim pemilu. Berbicara soal pemilu dan caleg, sekarang ini banyak orang yang berbondong-bondong mengajukan diri jadi caleg. Beragam profesi dan background pendidikan pun rupanya tak menjadi persoalan dan hambatan berarti bagi mereka.
Mulai dari artis, atlet, model majalah dewasa, tukang parkir, tukang nasgor, bahkan tukang bubur yang baru pulang haji pun ikut mendaftarkan diri menjadi caleg. Kalau memang mereka punya kompetensi, ya sah saja. Permasalahannya fakta di lapangan dan realita yang terberitakan saat ini, tidak sedikit para caleg yang mengumbar janji dan menjanjikan hal-hal besar demi menarik hati simpatisan. Seolah lebih baik para pesulap yang penuh trik dan menipu tapi jujur, daripada mereka (koruptor) yang menipu, banyak trik dan tidak jujur. Para caleg tersebut rela mengorbankan uang untuk kampanye. Mending kalau sukses, kalau gagal bisa stres. Itu sih resiko. Kalau mau kampanye gratis gak perlu pake uang, ya jadi ketua osis saja. Jangan jadi caleg.
Dikisahkan, Paijo tukang nasi goreng mendadak menjadi topik pembicaraan di kampungnya. Ia mencoba peruntungannya di dunia politik dengan terjun mencalonkan diri sebagai caleg. Konon nasi goreng buatannya sudah terkenal enaknya se kampung sana. Namun akhir-akhir ini banyak pelanggannya yang kecewa dengan cita rasa nasi goreng buatannya. Para pelanggannya berdalih jika rasa nasi gorengnya tidak seperti biasa. "Pa, ini kok rasa nasi gorengnya lain dari biasanya? Kurang asin dan agak sepet-sepet gitu?" Tanya pelanggannya. "Sepet-sepet gimana bu?" Tanya Paijo. "Tenang bu. Kalau ibu pilih saya jadi caleg, saya JANJI akan membuatkan nasi goreng ter-enak se-Indonesia untuk ibu" jawabnya sambil berpromosi. Hehe :)
0 comments:
Post a Comment