Kapan terakhir kali Anda mendapat kata "sekarang lho berubah bro", "sekarang tobat nih bro?", "sekarang sudah jadi Ustadz nih?" atau "sekarang lho beda banget dengan yang dulu bro". Ada 2 alasan mengapa mereka berkata seperti itu. Alasan pertama, kita yang berubah menjadi lebih baik dari hari kemarin. Dan alasan kedua, mereka yang tidak berubah dari sebelumnya. Dalam hidup pasti ada selalu cobaan dan ujian yang akan kita hadapi. Karena salah satu ciri hidup adalah bertumbuh. Jika kemampuan dan ilmu kita semakin hari semakin bertambah, itu pertanda kita masih hidup. Jika sebaliknya, kemampuan dan ilmu kita tidak ada peningkatan dari waktu ke waktu, sama halnya kita dengan zombi hidup. Atau tidak ada bedanya kita dengan air yang mengalir ke septic tank.
Bisa jadi mereka berkata seperti itu karena mereka belum siap menerima perubahan pada diri kita. Alasannya, karena mereka belum siap menjadi pribadi yang seperti kita. Mengapa itu bisa terjadi? Simpelnya karena mereka berada di lingkungan yang tidak tepat, dimana lingkungan tersebut tidak mendukung dirinya untuk mengalami perubahan (move up). Ingat! Selalu ada 1000 alasan untuk berbuat, dan ada 1000 alasan untuk tidak berbuat.
Pasti kita sudah tidak asing dengan hadist:
“Barangsiapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung, sedangkan barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi dan barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka orang semacam itu dilaknat oleh Allah”. (HR Bukhari).
So, jika ilmu dan perilaku kita masih sama dengan hari kemarin, sungguh amat merugi kita karena membuang-buang waktu. Mengubah diri itu tak perlu menunggu hari esok, tidak perlu menuntut orang lain, tidak harus menyuruh orang lain, dan jangan ditunda-tunda, karena maut selalu mengintai. Bisa jadi hari kemarin kita masih jadi orang salah, dan sekarang kita jadi orang soleh. Bisa jadi kemarin kita dzalim, tapi sekarang sudah alim.
Jangan pernah mau menjadi sampah masyarakat, yang kerjaannya hanya menambah permasalahan umat. Hidup tanpa rencana dan aturan seperti buih lautan yang terombang-ambing. Simpelnya, jika kita tidak bisa menjawab:
Darimana kita ada? Untuk apa kita diciptakan? Dan mau kemana kita setelah tiada? Maka saat itu pun kita hidup kita akan terombang-ambing seperti buih di lautan dan terbang kesana-kemari bagai debu yan tertiup angin.
0 comments:
Post a Comment