Dua dekade lebih menghirup nafas. Sebuah waktu yang tidak singkat untuk bisa memperbaiki diri lewat kesempatan yang tidak semua orang dapatkan. Jika diibaratkan hari, usia sekarang tengah memasuki siang hari (waktu dzuhur). Tepat saat matahari berada di atas kepala. Sebuah fase dimana butuh perjuangan lebih sebelum datangnya waktu senja, yang akan hadir melepas lelah. Meski terik terasa menyengat, tapi semangat tidak boleh minggat!
Hidup layaknya sebuah perjalanan panjang. Butuh persiapan matang dan bekal yang cukup untuk bisa sampai ke tempat tujuan. Lelah kadang hadir saat menapaki jalan. Sampai kita lupa ada tempat untuk singgah meski sekedar untuk bersandar. Seperti halnya orang yang mudik. Perjalanan sejauh apapun, jika persiapannya matang, ada tempat yang dituju, dan bekal mencukupi akan terasa dinikmati. Dan sejauh apapun perjalanannya, butuh yang namanya tempat peristirahatan untuk sekedar mengecek kendaraan atau memastikan semuanya berjalan dengan baik. Terkadang muncul kekhawatiran. Apakah persiapan yang sudah jauh-jauh hari dipersiapkan sudah dirasa matang atau belum. Dan bekal yang sudah dikumpulkan sudah dirasa cukup atau belum.
Ciri hidup adalah bertumbuh. Jika tidak berarti mati. Seperti halnya sebuah pohon. Semakin menua semakin berbuah dan berdaun lebat. Memberikan keteduhan dan manfaat dari apa yang dihasilkannya. Jika mengukur dan menghitung angka usia, masih banyak yang harus dipersiapkan dan diikhtiarkan untuk terus berbagi manfaat. Tidak selalu lewat harta. Kata dan cinta bisa jadi alternatifnya. Sebab sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat banyak bagi sesamanya.
Masing-masing dari kita punya impian. Ada yang sudah dan belum terwujud. Tugas kita bukan memastikan impian tadi terwujud. Tapi mengupayakannya agar semuanya bisa terwujud. Karena sehebat apapun upaya yang dilakukan, tanpa ridho-NYA semuanya akan sia-sia. Semoga bisa menjadi sebaik-baiknya manusia. Dan semoga apa yang diharapkan dan disemogakan ada dalam ridho-NYA.
0 comments:
Post a Comment