Hal yang selalu harus diwaspadai adalah para Underdog. Mereka terlihat biasa. Tapi bisa menampilkan hal luar biasa. Mereka terkesan pendiam. Tapi punya jurus mematikan. Kita sering tertipu dengan penampilannya dan terlena dengan kesombongan pada kelebihan sendiri. Padahal kemampuan para underdog jauh diatas level kita. Mereka mungkin jarang diunggulkan. Dan itulah yang membuat mereka total dalam berupaya, bebas dari tekanan, dan tanpa harus khawatir pada kekalahan. Karena kalah sudah biasa, menang baru luar biasa.
Bukankah lebih baik kita dianggap remeh tapi pas pembuktian bisa menampilkan best performance, dibanding ngaku-ngaku yang terbaik tapi pas pembuktian nol besar. Karena lebih baik berkata "Akan saya usahakan semaximal mungkin" tapi hasilnya kerjaan beres. Daripada "Dengan saya semuanya beres" tapi hasilnya gak beres-beres.
Jangan malu jadi underdog. Malulah jadi superstar yang tak mau belajar. Belajar dari kesalahan. Belajar dari kegagalan. Karena yang membedakan underdog atau superstar bukan soal piala, gelar, atau kompetisi. Tapi soal kompetensi.
0 comments:
Post a Comment