Setiap manusia pastinya menginginkan kehidupan yang lebih baik, baik dari segi ilmu maupun materi. Seseorang yang berkata uang itu tidak penting. Memang betul tidak penting. Dan kita naik haji, berenang sampai ke Mekah. Seringkali pembahasan mengenai materi selalu terlalu sensitif bagi beberapa orang. Entah salah penyampaiannya ataupun salah penafsirannya. Yang jelas, kaya itu bukan soal mindset tapi soal mental. kekayaan (dalam hal ini: harta) bukanlah tujuan utama yang kita kejar. Karena kalau kita terus menerus mengejar kekayaan, sama halnya kita meminum air laut. Kekayaan adalah jembatan ataupun sarana. Sarana untuk apa? Untuk kita bisa beribadah dan membahagiakan saudara-saudara kita. Dengan kaya kita bisa pergi haji dan menghajikan. Bisa sekolah dan menyekolahkan, bahkan membangun sekolah.
Bisa sedekah tanpa banyak pertimbangan. Dll.
Tapi terkadang tidak sedikit orang-orang menginginkan kekayaan secara instan. Atau melihat kesuksesan orang lain hanya dari hasilnya saja tanpa menilai terlebih dahulu prosesnya. Ada orang yang sukses karena jadi pengusaha, mendadak sebagian orang jadi latah menjadi pengusaha. Ketika ditanya alasannya: alasannya karena agar bisa kaya dan banyak uang. Ada lagi yang berencana melanjutkan kuliah ke S2 atau S3. Ketika ditanya untuk apa: jawabannya agar lebih dilirik perusahaan dan menjabat posisi yang lebih bergengsi. Karena dengan begitu gaji yang didapat akan tinggi dan ujung-ujungnya jadi kaya. :D Sungguh pemikiran dangkal. Bagi saya, kalau kita memang ingin benar-benar kaya, ya gak perlu jadi pengusaha atau kuliah S2/S3 atau S5 sekalian. Toh, banyak yang tidak lulus kuliah bisa jadi kaya. Banyak pula karyawan yang kaya. Anggota DPR yang kaya. Artis yang kaya. Pesepakbola yang kaya. Benar apa betul? Hehe... Kalau penasaran silahkan jadi pengusaha, dan kalau profitnya bisa setara dengan gaji Christiano Ronaldo, OK Anda bisa disebut kaya. Kalau masih dibawah CR7, mending jadi pesepakbola saja gak perlu jadi pengusaha harus banting tulang untung-rugi, kalau yang kita kejar adalah kekayaan harta. Tidak perlu kuliah S2/S3 kalau ingin kaya. Lionel Messi pun bukan lulusan S2, tapi bisa kaya karena jadi pesepakbola. Ingat ya, yang dibahas di postingan ini adalah KAYA HARTA.
Kuliah itu tujuannya untuk mencari ilmu. Setelah ilmunya dapat kita praktekan syukur-syukur ilmunya bisa membuka lapangan kerja. Begitupun jika kita jadi pengusaha. Bukan soal menjadi kaya, tapi lebih dari itu. Pengusaha sekaya apapun pasti pernah merasakan bangkrut dan jatuh miskin. Menjadi pengusaha sama halnya belajar. Belajar menghadapi ketidakpastian. Belajar kesabaran hidup. Belajar mengambil resiko. Belajar untuk lebih memberi. Belajar untuk bisa memahami kondisi sekitar. Dan belajar banyak hal lainnya.
Ingat. Kaya bukanlah tujuan, tapi sarana. Bukan pula soal mindset, tapi soal mental (mental memberi). Banyak orang terjebak pada pertanyaan dan impian "ingin kaya" tapi melupakan "cara meraihnya". Seringkali kita fokus pada pertanyaan WHY (mengapa orang lain bisa kaya?) tapi melupakan pertanyaan HOW (bagaimana dia bisa kaya?). Pertanyaan HOW itulah yang harusnya memacu kita untuk terus berpikir dan menemukan cara apa yang biasa orang-orang kaya lakukan untuk bisa membeli semua impiannya. Saya Fazar Firmansyah. Semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment