Banyak diantara kita mendambakan bekerja di perusahaan bonafit, gaji tinggi, jabatan ber-prestise, tunjangan wah, dan mendapat fasilitas executive. Ada lagi yang mendambakan menjadi pimpinan perusahaan ataupun pemilik perusahaan dengan segala fasilitas yang dimilikinya. Tidak ada salahnya dengan pilihan tersebut. Namun pastikan kita mendapatkannya dengan cara-cara yang benar. Cara-cara yang benar yang seperti apa? Yang tidak dilarang agama dan tidak melanggar perintahNYA.
Jika saya harus tanya Anda, termasuk yang manakah Anda, Karyawan atau Kerjawan? Karyawan seharusnya mampu berkarya dan memberikan prestasi baik di dalam maupun luar perusahaan. Tidak semata-mata menuntut hak dan berdemo meminta kenaikan gaji tapi melalaikan kewajiban. Dan tidak semata-mata pula mereka diperas terus keringatnya. Karyawan bukanlah kerjawan yang tugasnya hanya untuk bekerja tanpa adanya peningkatan skill dan kompetensi. Karyawan bukanlah kerjawan yang terus menerus bekerja tanpa ada edukasi dan memberikan prestasi.
Biasanya musuh utama karyawan adalah rasa aman dari kenyamanan gaji. Ya. Karena gaji mereka pasti, mereka akan merasa aman dan nyaman terlebih untuk mengajukan kredit atau cicilan barang :) Karena bulan depan sudah pasti mendapat gaji, alhasil mereka memberanikan diri mencicil barang yang sebetulnya belum benar-benar dibutuhkan. Hasil akhirnya, bisa ditebak bulan berikutnya harus puasa dan banting tulang menutupi utang-utangya. Kalau kata bang haji roma "gali lobang tutup lobang" sungguh Ter....La...Lu... :D
Karena rasa aman dan nyamannya dengan posisi yang dimilikinya sekarang, seorang karyawan bisa lupa pada tujuan akhir yang dimilikinya. Ingat, kerja itu ada masanya. Terus apakah tidak boleh bekerja dan menjadi karyawan? Tentu boleh. Dengan syarat kita harus berKARYA dengan menjadi KARYAwan bukan KERJAwan. Sejatinya karyawan itu harus memiliki karya dan berkarya sebanyak mungkin, bukan malah sering mengeluh dan banyak galaunya.
Sekarang sudah tahu kan Anda termasuk yang mana? :)
0 comments:
Post a Comment